Pengalaman Mistis Bersama Kuntilanak di Cirahong #319
Sapi jantan tidak akan mengeluarkan susu
andrypein.net : Mungkin sebagian sudah tahu tentang jembatan Cirahong yang menghubungkan Ciamis-Tasik yang dibangun pada jaman kolonial Belanda.
Terlepas dari sejarahnya aing akan menceritakan pengalaman mistis pribadi tentang apa yang terjadi pada malam itu.
Berawal dari ingin mastering pelajaran fisika SMA, aing melakukan LES PRIVAT disalah satu bimbel di Tasik, kebetulan dulu sudah kelas 3 dan sedang jamannya PRA-UN.
Dan les sampai larut malam pun dilakukan, percaya atau tidak, waktu itu pulang les sampai jam setengah 1 malam, yaiks benar, setengah 1 malam saya masih di Tasik.
Dengan keadaan malam yang gerimis hujan saya memutuskan pulang mengambil jalur Cirahong untuk pulang ke Ciamis.
Gila? Oh tidak, saya suka ko, dan sering malah, namun yang malam itu berbeda dari malam lainnya karena akhirnya diberi pengalaman yang gg.
Ok, sudah mendapat gambaran kan? Pertama jam 1 malam, kedua hujan, dan ketiga melewati Cirahong.
Alhamdulillah aing bawa jas hujan sumpah, pamit les pakai jashuj lalu gaskeun motor hingga akhirnya sampai juga.
Biasanya di mulut terowongan suka ada emang-emang yang jaga dan pengendara sunat untuk membayar sumbangan sukarela lah, namun karena hujan tidak ada emang yang jaga.
Ditambah sepi kendaraan pertama-tama pada saat aing masuk terowongan aing melihat asap didepan, bisa dibedakan lah ya mana kabut embun mana ASAP, dude ini asap, jelas dibawah adalah sungai plus tidak mungkin ada yang main bakar-bakaran.
Dari asap tersebut ada yang melintas, eh ternyata ular, ular dalam tanda kutip ya, oke paham kan.
Otomatis stop motor aing ditengah jembatan itu sambil menunggu asap dan ularnya lewat, dan pufff akhirnya hilang juga secara fade-out alias hilang begitu saja dan lanjut jalan pelan sampai keluar dari mulut jembatan satunya.
Dalam hati ini “Nice”, pengalaman mistis aing gg.
Belum selesai dari sana, saat sudah lewat mulut jembatan keluar tiba-tiba motor ini agak sedikit berat, padahal tanjakan depan masih cukup jauh, tapi memang kiri kanan sangat gelap dan penuh dengan pohon bambu serta pohon lain yang menambah efek horor.
OK, sepertinya ada yang nebeng naik nih, ngintip spion, Ok juga cuma rambut panjang dan tidak keliatan muka lalu saya ngomong “Neng, tanjakan hareup sia turun kehed bisi dicentang“, artinya “Neng, beres tanjakan kamu harus turun, kalau tidak saya akan hajar kamu“.
Ya, benar saja akhirnya selepas tanjakan laju motor kembali normal dan tidak ada perasaan beban berat di jok belakang.
Kesimpulan : Si eneng usil banget, pengen ikut nebeng ah.
Tanjakan keluar ini menandakan saya sudah sampai juga di Ciamis dengan tiba di rumah pada jam setengah 2 malam.
Saya tidak mengajak percaya namun ini murni pengalaman saya, kalau mau mencoba silahkan motoran jam 1 malam kesana sendirian asal strong saja, tapi plis percayalah ada makhluk yang Allah ciptakan selain manusia di dimensi yang berbeda.